Anda Berminat Memasang Iklan di Produk Kami?
Jangan Ragu-ragu, Hubungi:

Kantor Redaksi, Iklan dan Sirkulasi

Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Undip
Jl. Imam Bardjo SH No.2 Semarang 50241
Telp. (024)8446003
e-mail: lpmmanunggal@plasa.com
http://www.lpmmanunggal.com

07 April 2008

Sorotan Utama

Penghijauan Dalam Lembaran Sejarah

Pencanangan program kampus hijau bersamaan dengan hari penanaman pohon serentak nasional, Rabu (28/11), di kampus Universitas Diponegoro Tembalang dinilai terlambat. Mengapa?

JURUSAN Sejarah Fakultas Sastra telah melakukan penghijauan sejak tiga tahun silam. Semenjak pertama kali menempati tempat barunya di kawasan kampus Tembalang, jurusan itu telah menanam pohon sejumlah 36 batang. Pohon yang ditanam, antara lain mangga, rambutan, dan sawo.
”Kami ingin menciptakan suasana kampus yang kondusif, sejuk, dan dapat mendatangkan inspirasi yang positif,” ungkap Ketua Program Pendidikan Sejarah Singgih kepada Joglo Pos.
Dari pengamatan Joglo Pos, saat ini tanaman-tanaman tersebut telah tumbuh subur. Di bawah naungannya, terlihat motor-motor yang diparkir. Area tempat tumbuh pohon dimanfaatkan sivitas akademika sebagai peneduh. Perlu diketahui, di kampus Sejarah, belum disediakan tempat khusus untuk parkir motor.
Singgih menyesalkan tidak adanya perhatian terhadap jurusannya, baik dari rektorat maupun fakultas. “Dana untuk menanam pohon di kawasan kampus Sastra Tembalang menggunakan dana dari masing-masing dosen Sejarah yang peduli dengan nasib kampus Sejarah,” tuturnya. Hal ini dilakukan, lanjut Singgih, menyusul tidak kunjung turunnya dana yang diusulkan ke fakultas.
Kondisi lingkungan kampus Sejarah pada awal kepindahannya dari kampus Pleburan sangat gersang. Ini membuat dosen merogoh kantong mereka masing-masing untuk melakukan penanaman pohon di sekitar jurusan.
“Penghijauan tidak sampai di sini saja karena masih banyak lahan-lahan yang masih nganggur belum ditanami,” jelas Singgih. Selain melakukan penanaman pohon, kata dia, para dosen Sejarah juga membuat tempat duduk untuk mahasiswa dengan uang pribadi mereka.
Terobsesi UI
Salah seorang dosen yang mendukung penghijauan di kampus Sejarah, Sarjana Sigit, menilai, penghijauan yang dilakukan Undip baru-baru ini terlambat. “Seharusnya pembangunan di Undip harus dibarengi dengan penghijauan,” keluh Sigit yang juga menjabat sebagai Ketua Diploma III Kearsipan.
Sigit memberi contoh Universitas Indonesia (UI) yang diakui berhasil dalam melakukan penghijauan di kampusnya. “Terbukti banyaknya pohon di kawasan kampus UI Depok sebagai penyerap air. Karena UI sejak awal pembangunannya dibarengi dengan penghijauan,” jelasnya. Menurut dia, untuk melakukan penghijauan, Undip tidak perlu menunggu bantuan dari pemerintah.
Ketua Pusat Studi Asia Yetty R yang turut memprakarsai penanaman pohon di kampus Sejarah berharap, penghijauan yang dilakukan Undip tidak sekadar menanam, tetapi juga merawat. “Acara tersebut jangan hanya dijadikan upacara seremonial, tetapi juga ada tindak lanjutnya seperti monitoring dan perawatan,” tandas dosen yang memiliki hobi menanam ini. Baginya lebih baik telat daripada tidak dilakukan penghijauan sama sekali.
Ya, kini bisa kita lihat, Jurusan Sejarah yang terbilang baru menempati kampus Undip Tembalang itu ternyata lebih rindang dibandingkan kawasan gedung rektorat dan fakultas lainnya yang telah lama menempati kawasan Tembalang. (Bambang/Manunggal)

Tidak ada komentar: