Anda Berminat Memasang Iklan di Produk Kami?
Jangan Ragu-ragu, Hubungi:

Kantor Redaksi, Iklan dan Sirkulasi

Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Undip
Jl. Imam Bardjo SH No.2 Semarang 50241
Telp. (024)8446003
e-mail: lpmmanunggal@plasa.com
http://www.lpmmanunggal.com

07 April 2008

Off Air Show

Workshop Desain Grafis
Draw Your Imagination with Manunggal

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Manunggal Universitas Diponegoro Semarang bekerjasama dengan Rumah Desain Calon Menantu, Sabtu-Minggu (12-13/1) menggelar Workshop Desain Grafis “Draw Your Imagination” di Perpustakaan FISIP Undip Lantai 2, Jalan Imam Bardjo, SH. No. 1 Semarang.
Acara yang diikuti tak kurang dari 70 peserta ini diisi langsung oleh trainer dari Calon Menantu. Sebagian pemateri adalah lulusan desain grafis Institut Seni Surabaya (ISI) dan Intitut Teknologi Bandung (ITB). Materi yang diberikan meliputi Nirmana dua dimensi dan tiga dimensi, Tipografi, Filsafat dan Psikologi Desain, serta Fotografi. Peserta tak hanya mahasiswa, beberapa siswa SLTA pun ikut memeriahkan workshop selama dua hari ini.
Rohmatul Abadiyah, salah satu panitia pelaksana workshop mengatakan, kegiatan ini ditujukan untuk memeberikan pemahaman serta pengetahuan baru mengenai desain grafis dan media komunikasi visual. “Diharapkan seusai kegiatan peserta tidak hanya pandai mendesain, tetapi juga mampu secara jeli menangkap ide sehingga karya yang dihasilkan akan bervariasi,” tutur mahasiswa Diploma III Public Relation FISIP Undip ini.
Semarang, dibanding Jogja atau Bandung memang tetinggal dalam urusan perkembangan desain grafis. Media-media seperti workshop ini diharapkan mampu melahirkan desainer handal yang berkelas. Dalam acara ini, dilombakan pula sampul majalah terbaru Manunggal yang bertema Astrologi yang akan terbit awal Februari 2008. (Rochmat Ali Syaefudin/ Cyber)

SMS Buat Bang Jo

Pembaca yang ingin menyampaikan komentar, keluhan, kritik, atau saran seputar persoalan di Undip, dapat mengirimkan pesan lewat sms ke nomor 081585431568 dan akan dimuat melalui Joglo Pos.

Kepala UPT Perpustakaan Yth, mohon jam oprasional diperpanjang, berkaitan dengan misi Undip “menuju universitas riset” perpus memiliki peran sentral dalam mewujudkannya. Untuk sekelas Undip seharusnya memiliki perpus yang buka sampai malam. (+6285641699xxx)

Undip sebagai lembaga pendidikan kalau menyelesaikan persoalan dengan lingkungan harusnya proposional. Kok malah memakai cara seperti suap-menyuap, kolusi, korupsi dan nepotisme. Perbaiki dong kebusukan-kebusukan dan sejenisnya. Kasihan warga masyarakat dibuat menderita (+6285866357xxx)

Kenapa ruang RG.2& RG.3 Fak Sastra kotor baik lantai dan kursinya? Apa karena mahasiswa regular bayar SPP-nya sedikit? katanya Universitas Riset? Apa yang riset? riset kok banyak ulet- uletnya. (+628085641041xxx)

Kepada dekan fakultas sastra atau siapapun yang berwenang, tolong ada pegawai perpustakaan fakultas sastra yang merokok di dalam ruang perpus padahal dalam peraturannya tidak boleh. (+6281326271xxx)

Bang Jo

PR 3 mengatakan, mahasiswa bukannya kurang minat pada penelitian, hanya kurang antusias.
Minat sama antusias bedanya apa, Pak?

Banyak mahasiswa yang belum tahu apa itu BLU.
Udah pada ketularan virus EGP (Emang Gue Pikirin)-nya Maia Estianty, kali!

Ekstensi hilang, digantikan Reguler Siang.
Bayarnya tetap sama mahal.

Sorotan

Minat Penelitian Mahasiswa Masih Rendah

Rencana Undip untuk menjadi universitas riset pada 2010 tampaknya kurang didukung para mahasiswanya.

TERBUKTI, masih sedikit mahasiswa yang menghasilkan karya-karya ilmiah. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dari mahasiswa sendiri untuk melakukan penelitian.
Di Fakultas Teknik (FT), misalnya. Menurut Ir Syafrudin CES MT, PD III FT, dari 44 proposal penelitian yang diajukan ke Dikti, hanya 25 yang disetujui. ”Jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa FT, yang mengikuti penelitian itu masih tergolong sedikit. Kira- kira hanya 10% dari total mahasiswa FT,” ungkap Syafrudin.
Beberapa alasan disebut Syafrudin sebagai kendala minimnya jumlah mahasiswa yang melakukan penelitian. Banyaknya jumlah jurusan atau program studi FT (12 jurusan- red) dan jauhnya letak gedung satu dengan lainnya dikatakan Syafrudin menjadi alasan sering telatnya pihak fakultas dalam menyampaikan tawaran penelitian.
Selain itu, problem finansial juga turut andil mengurangi antusiasme mahasiswa melakukan penelitian. ”Padahal, mahasiswa yang mengalami kendala finansial dapat dibantu. Oleh dosen pembimbing, proposal penelitian dapat diajukan ke pihak universitas untuk meminta bantuan dana,” jelas Syafrudin.
Sedangkan Pembantu Rektor III Sukinta mengatakan, kurangnya penelitian yang dilakukan mahasiswa dikarenakan para mahasiswa tidak mau mengakses informasi dari universitas. Padahal, informasi mengenai penelitian sudah diumumkan ke fakultas-fakultas yang ada di Undip melalui PD III dan lewat website Undip.
”Penelitian diharapkan berdasarkan minat dan kemampuan mahasiswa sendiri, tidak dengan ”disuapi”. Dengan cara itu, mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan karya- karya yang dapat dibanggakan,” tambahnya.
Dosen Juga Berbenah
Abdullah, dosen Fakultas Sastra berpendapat lain. ”Yang pertama harus diubah adalah (kualitas- red) SDM dosen,” kata Abdullah. Menurutnya, selama ini banyak dosen yang terlalu sibuk dengan rutinitasnya. ”Sebaiknya, rutinitas tersebut diganti dengan melakukan penelitian pengabdian,” gagasnya.
Senada dengan Abdullah, Fahmi, Dosen Jurusan Teknik Kimia menganggap para dosen seharusnya bisa mengarahakan mahasiswanya secara psikologis untuk meningkatkan kreativitas mereka dalam penelitian. ”Selain itu, dosen juga harus men-support mahasiswa untuk mengaplikasikan ide mereka ke dalam penelitian,” papar Fahmi.
Sedangkan Jumail, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia mengatakan, di lingkungan Undip, iklim ilmiah belum tercipta dengan baik. ”Karena orientasi para mahasiswa yang berkuliah di Undip masih terlalu sederhana,” jelas dia yang sedang menyelesaikan skripsinya. Padahal dengan melaksanakan penelitian, mahasiswa sebagai subyek pendidikan dapat meningkatkan kompetensi mereka, dibantu dosen sebagai fasilitator, tentunya.
Bantuan Dikti
Salah satu mahasiswa Undip yang pernah melakukan penelitian, Wari Susanto mengaku, melakukan penelitian itu mengasyikkan. “Selain itu juga cukup menguntungkan,” ujar mahasiswa D3 Teknik Kimia angkatan 2004 itu. Susanto telah dua kali melakukan penelitian, salah satunya adalah penelitian yang diselenggarakan oleh Dikti sebagai program tahunan, dengan sistem pengumpulan dan penyeleksian proposal-proposal dari berbagai universitas.
”Jika proposal yang diajukan lolos seleksi, maka tim mahasiswa tersebut dapat melakukan penelitian dan biayanya ditanggung seluruhnya oleh Dikti. Nantinya, Dikti secara langsung mengawasi pelaksanaan penelitian itu hingga selesai. Jika hasil penelitian tersebut dianggap sesuai dengan ketentuan, akan diikutsertakan dalam kompetisi tingkat nasional,” terang Susanto.
Imbalan Rektorat
Untuk memotivasi mahasiswa dalam melakukan penelitian, Sukinta mengabarkan rektorat telah menyediakan reward untuk setiap mahasiswa yang melakukan penelitian. Tiap proposal yang masuk ke rektorat, akan ”dihargai” lima puluh ribu rupiah. Tak hanya itu, mahasiswa yang akan menjalankan penelitian juga di”iming-iming”i berbagai fasilitas.
Terakhir Sukinta menghimbau, ”Birokrat fakultas seperti PD III dan para dosen wali sebaiknya berperan aktif dan bekerjasama dalam mendukung mahasiswanya untuk melakukan penelitian,”. (Otit, Vania, Puthing/ Manunggal)

Ayat-Ayat Cinta, Novel vs Film

Kamis (20/3), Insani Undip bekerjasama dengan Basmala mengadakan diskusi bertema “Novel dan Film Ayat-ayat Cinta Versi Bajakan” di Masjid Kampus Undip, Tembalang. Acara yang dihadiri oleh pengarang Ayat-Ayat Cinta (AAC)- Habiburahman El sirazy beserta adiknya Ust. Anif Sirsaeba, MbQ, serta salah satu penulis sekaligus pendiri Forum Lingkar Pena (FLP) Pusat Helvy Tiana Rosa ini cukup menyedot perhatian. Terbukti, ruang utama penuh dengan mahasiswa dan mahasisiwi Undip.
Dalam diskusi interaktif yang dimulai pukul 09.00 ini, Helvy mengungkapkan kekecewaannya terhadap film AAC. “Jujur saya kecewa. Banyak penokohan dalam film yang tidak sesuai dengan novel. Yang hampir sama hanya penokohan Maria,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Habiburrahman. Kang Abik, begitu ia biasa disapa, juga menyayangkan adanya pembajakan film maupun novel AAC. “Pembajakan akan selalu ada selama masih ada orang yang menonton atau membaca karya bajakan tersebut,” keluhnya. (Sonia/ Manunggal)

Break

Cegah Pemanasan Global dengan Mangrove

Pada Jumat-Minggu (14-16/3), Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (Kesemat) mengadakan kegiatan bertema Mangrove Cultivation 2008. Acara yang diselenggarakan di kampus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip di Teluk Awur Jepara ini diisi dengan penyuluhan dan penanaman bibit mangrove. Sebelum penanaman mangrove, terlebih dulu diadakan Seminar Global Warming pada hari pertama (14/3).
Diikuti 50 orang peserta, seminar itu menghadirkan perwakilan dari berbagai macam instansi. Selain dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), turut hadir wakil dari Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), perwakilan Pemerintah Kabupaten Jepara, untuk membahas pemanasan global dari berbagai perspektif.
Dijelaskan dalam seminar, pembibitan mangrove jenis Rhizopora Apiculata, Ceriops Sp., dan Bruguiera Czylndrica merupakan salah satu upaya mencegah pemanasan global. Selain dapat menyerap Karbondioksida (CO2), mangrove juga efektif menahan abrasi pantai.
Sunanto Kusuma, salah satu panitia Mangrove Cultivation 2008 berujar, kegiatan ini merupakan salah satu bagian program kerja Kesemat. “Pertengahan tahun ini kami akan mengadakan Mangrove Replant,” kata Sunanto mengenai program lanjutannya yang masih terkait usaha pencegahan pemanasan global. (Alfi/ Manunggal)

Break

Pilgub Perwujudan Demokrasi Sehat

Di tengah maraknya kampanye Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah yang akan diselenggarakan Juni 2008 mendatang, BEM Fakultas Hukum Undip menggelar “Dialog Calon Gubernur Jateng”, Sabtu (08/3). Acara yang bertempat di Hotel Pandanaran ini mengundang para calon gubernur (cagub) untuk berdiskusi aktif dengan kalangan mahasiswa dan pelajar.
Tema yang diusung, “Membangun Demokrasi Jateng dengan Semangat Nasionalisme”, diharapkan dapat menjadi dasar pendidikan politik bagi kalangan akademisi, sehingga dapat menyaring dan mensinergikan politik praktis dalam kehidupan kampus.
“Indonesia adalah negeri seribu pemilu. Hampir setiap hari, di negeri kita ini terselenggara pemilu, mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi,” tutur Dekan FH Undip, Arief Hidayat, dalam sambutan pembukaannya. Hal itu berarti, negara kita adalah negara demokrasi yang besar, hanya demokrasi itu sendiri yang sering disalahgunakan untuk kepentingan kekuasaan.
Pada intinya, konteks demokrasi adalah memberikan kesejahteraan kepada rakyat melalui jalur politik, sehingga kelak siapapun yang terpilih tidak masalah, asal rakyat dapat mengenyam kemakmuran. “Untuk Pilgub Jateng diperlukan anggaran Rp 600 milyar. Ini adalah praktek demokrasi yang harus dibayar mahal, karena itu diharapkan rakyat dapat berpartisipasi menggunakan hak pilihnya,” ujar Tamzil, salah satu calon gubernur Jateng.
Kendati bisa dibilang sukses, sirat kekecewaan tampak dari sebagian peserta. Wajar, karena dari enam calon gubernur yang dijanjikan, yang datang hanya HM Tamzil dan Nur Rahmat, perwakilan dari Bambang Sadono.
Bahkan dalam sesi pertanyaan terakhir, acara hanya merupakan “monolog” dari Tamzil, karena Nur Rahmat meninggalkan dialog demi mengikuti acara lain. Selain itu, acara yang molor selama hampir dua jam perlu menjadi perhatian tersendiri bagi panitia kegiatan. (Ridha/ Manunggal)