Anda Berminat Memasang Iklan di Produk Kami?
Jangan Ragu-ragu, Hubungi:

Kantor Redaksi, Iklan dan Sirkulasi

Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Undip
Jl. Imam Bardjo SH No.2 Semarang 50241
Telp. (024)8446003
e-mail: lpmmanunggal@plasa.com
http://www.lpmmanunggal.com

07 April 2008

Sajian Utama

Ekstensi “Ganti Baju”

MULAI tahun ajaran 2008/2009, Undip akan menghapuskan program Ekstensi. Dampak dihapuskannya peniadaan program nonreguler tersebut dirasakan mahasiswa D3, yang bingung dengan nasib mereka setelah lulus.
Namun Rektor Undip Prof Susilo Wibowo dalam acara “Diskusi Kontroversi Program Ekstensi Undip”, Selasa (25/3), di Lantai II Perpustakaan FISIP Undip berujar, mahasiswa D3 yang telah lulus bisa bernafas lega, karena tetap dapat melanjutkan ke program S1 “kelas sore”. Nantinya, mahasiswa D3 melewati tahapan layaknya mekanisme penerimaan mahasiswa baru seperti registrasi, matrikulasi, dan mengikuti tes masuk. “Setelah lulus tes, mahasiswa tersebut langsung masuk semester 7,” jelas Susilo.
Sebelum dilaksanakan diskusi yang diselenggarakan Forum Rembug HMJ FISIP Undip tersebut, sempat ada isu yang mengatakan program S1 “kelas sore” hanya akan menerima lulusan dari Sekolah Menengah Atas (SMA). Itu berarti, lulusan D3 tidak berkesempatan melanjutkan studinya di Undip. “Terus aku mau melanjutkan di mana? Masa didepak begitu saja?” keluh Tanti, mahasiswi D3 Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Undip.
Tanti bukan satu-satunya mahasiswa yang bingung pascapenghapusan ekstensi. Baik mahasiswa D3, S1 Reguler, maupun SI Ekstensi, masih banyak yang menganggap dihapuskannya Ekstensi berarti tertutupnya peluang bagi lulusan D3 untuk melanjutkan kuliah di Undip. Padahal seperti yang terungkap dalam diskusi yang dihadiri pula oleh Dekan FISIP, Warsito dan Presiden BEM Undip, Ariyanto Nugroho, Ekstensi sekadar “ganti baju”. Reguler sore atau Reguler 2, begitu nantinya Ekstensi disebut.
Diungkapkan oleh Humas Undip Adi Nugroho, penggantian nama Ekstensi menjadi Reguler sore atau Reguler 2 telah disahkan pada pertengahan Februari 2008 oleh Rektor Undip beserta pejabat-pejabat di bawahnya. “Keputusan ini diambil untuk menghindari pemikiran-pemikiran negatif tentang Ekstensi,” ucap Adi. Selama ini menurut Adi, istilah Ekstensi bisa saja menjadi beban psikologis bagi para mahasiswa program tersebut.
Susilo menambahkan, dibukanya kelas Reguler 2 merupakan ekses dari banyaknya Perguruan Tinggi (PT) swasta yang tidak senang dengan adanya program Ekstensi. Selain itu, banyak perusahaan yang menolak calon karyawan yang di ijazahnya tercantum status Ekstensi, karena perbedaan akreditasi Ekstensi dengan Reguler. “Dengan dibukanya kelas Reguler siang (Reguler 2- red) diharapkan mahasiswa akan mendapat perlakuan yang sama, kesempatan yang sama untuk dapat bekerja, dan memiliki akreditas yang sama dengan kelas Reguler pagi (Reguler 1- red),” terang Susilo.
Yang membedakan Reguler 1 dengan Reguler 2 adalah administrasinya. Jika Regular 1 jam kuliahnya pagi, Regular 2 sore. Namun tidak menutup kemungkinan Regular 2 masuk pagi, jika fakultas memiliki kelas-kelas yang khusus disediakan untuk Reguler 2. “Secara substansial (Reguler 1 dan 2- red) sama. Fasilitas dan perlakuan yang diberikan juga sama,” tutur Turnomo Rahardjo, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Undip.
Perbedaan ada pada pengelolaan. Menurut Turnomo, jika dulu Ekstensi dikelola fakultas, nantinya Ekstensi yang berganti nama menjadi Reguler 2 akan dikelola universitas. Masalah biaya, tak ada yang beda. Sama seperti Ekstensi yang selama ini lebih mahal dari Reguler, Reguler 2 pun akan “bertarif” lebih tinggi dari Reguler 1.
Perlu Sosialisasi
Menanggapi berubahnya Ekstensi menjadi Reguler 2, Ketua Himpunan Mahasiswa Ekstensi Jurusan Teknik Planologi, Satya menyayangkan tidak adanya sosialisasi dari pihak Undip atas keputusan penggantian nama. “Kami tahunya tiba-tiba, kalau ekstensi sudah berubah menjadi Reguler 2,” kata mahasiswa angkatan 2006 itu.
Sedangkan, Presiden BEM KM Undip Ariyanto Nugroho mengatakan, pihak universitas tidak memberitahukan pergantian nama Ekstensi menjadi Reguler 2 langsung pada BEM. “Kami tahu melalui media,” ujar Ariyanto.
Lebih lanjut Ariyanto mengaku tidak mempermasalahkan ganti nama selama hal tersebut tidak merugikan mahasiswa. “Perlu dilihat, apakah ada keuntungan yang dirasakan oleh mahasiswa Ekstensi yang merasakan dampak langsung dari keputusan ini,” jelas dia.
BEM hingga kini belum mendeteksi dampak perubahan Ekstensi menjadi Reguler 2. “Sampai saat ini masih dalam tahap pencarian data, apakah fasilitas yang dirasakan mahasiswa atas keputusan ini masih sama atau berbeda dengan sebelum keputusan ini turun,” tutur Ariyanto. (Nova, Puthing, Mia, Agung/ Manunggal)

Tidak ada komentar: